Kamis, 23 November 2017

Pengantar Statistika "Teorema Bayes"


Nama : Seno Aditya
Kelas  : 2KB04
NPM  : 26116907




Teorema Bayes

Teorema Bayes, diambil dari nama Rev. Thomas Bayes, menggambarkan hubungan antara peluang bersyarat dari dua kejadian A dan B sebagai berikut:
P(A | B) =
P(B | AP(A)
P(B)
or
P(A | B) =
P(B | AP(A)
P(B | A)P(A) + P(B | A)P(A)


Teorema Bayes adalah sebuah teorema dengan dua penafsiran berbeda. Dalam penafsiran Bayes, teorema ini menyatakan seberapa jauh derajat kepercayaan subjektif harus berubah secara rasional ketika ada petunjuk baru. Dalam penafsiran frekuentis teorema ini menjelaskan representasi invers probabilitas dua kejadian. Teorema ini merupakan dasar daristatistika Bayes dan memiliki penerapan dalam sains, rekayasa, ilmu ekonomi (terutama ilmu ekonomi mikro), teori permainan, kedokteran dan hukum. Penerapan teorema Bayes untuk memperbarui kepercayaan dinamakan inferens Bayes.
Tujuan dari inferensi statistik adalah untuk menarik kesimpulan dari data sampel yang diketahui tentang populasi yang tidak ada datanya. Sebagai contoh, kita tahu dari sampel bahwa 55 persen pemilih cenderung untuk memilih pilihan A, tapi sebenarnya berapa banyak pemilih secara keseluruhan yang cenderung memilih A?
Saat ini, terdapat dua pendekatan filosofis utama dalam statistik inferens, yang pertama disebut sebagai pendekatan frequentist atau kadang-kadang disebut sebagai pendekatan klasik (karena berkembang lebih dulu). Dalam pendekatan ini, prosedur dikembangkan hanya dengan melihat performa seluruh kemungkinan sampel acak (all possible random samplesaat ini. Informasi sampel acak yang diperoleh sebelumnya (pada percobaan/observasi lain di masa lalu) diabaikan. Kemudian pendekatan kedua, dikenal sebagai Bayesian, yang akan kita bahas dalam artikel ini.
Frequentist versus Bayesian
Pendekatan frequentist berlandaskan pada ide-ide dibawah ini:
  1. Parameter, yaitu karakteristik dari populasi, adalah konstan namun tidak diketahui.
  2. Probabilita selalu diinterpretasikan sebagai frekuensi relatif jangka panjang, tak peduli datanya.
  3. Prosedur statistik dinilai dengan seberapa baik prosedur itu dalam jangka panjang dengan mengulang-ulang percobaan sampai tak hingga.
Karena dalam pendekatan ini parameter adalah tetap, maka kita tidak bisa membuat pernyataan tentang peluang dari nilai parameter tersebut (bagaimana kita menyatakannya dalam peluang jika nilai parameter adalah tetap dengan kata lain pasti). Interval kepercayaan tidak memiliki arti peluang akan nilai parameter, namun hanya digunakan untuk uji hipotesis apakah nilai penduga parameter bisa kita terima atau tidak.
Misal diperoleh P(a < θ ≤ b)=0.95, kita tidak bisa mengatakan peluang θ diantara [a,b] adalah 95 persen karena jika kita mengatakan demikian berarti θ adalah suatu nilai acak. Karena itu dalam frequentist interval itu selalu diartikan begini: dari 100 percobaan dengan random sampel iid maka 95 percobaan akan mendapatkan nilai penduga parameter θ̂ berada pada interval [a,b].
Sedangkan Bayesian berlandaskan pada ide-ide berikut:
  1. Sejak kita tak pernah yakin akan nilai sebenarnya dari parameter, maka parameter dianggap sebagai suatu random variabel.
  2. Aturan probabilita digunakan secara langsung untuk melakukan inferens tentang parameter.
  3. Pernyataan probabilita tentang parameter diinterpretasikan sebagai “derajat kepercayaan”. Distribusi prior adalah subyektif. Setiap orang bisa memilih priornya sendiri, yang mengandung bobot relatif yang diberikannya pada parameter tersebut, yang mengukur bagaimana sejauh mana bisa diterima/dipercaya setiap parameter tersebut sebelum percobaan.
  4. Setelah itu kita menyesuaikan kepercayaan/penerimaan kita pada parameter tersebut setelah memperoleh data dengan menggunakan teorema Bayes, sehingga akan menghasilkan distribusi posterior, yang memberikan bobot relatif tiap parameter setelah data dianalisis. Distribusi posterior diperoleh dari dua sumber, yaitu: distribusi prior
    dan data pengamatan.
Dengan pendekatan Bayesian ini kita bisa membuat pernyataan probabilita dari parameter karena memang parameter adalah random variabel. P(a < θ ≤ b) = 0.95 memang berarti peluang nilai parameter θ berada pada interval [a,b] dengan syarat data seperti pada data observasi adalah 95 persen. Hanya dengan teorema Bayes kita bisa secara konsisten memperbaiki kepercayaan kita pada parameter berdasarkan data yang benar-benar terjadi! Selain itu pendekatan Bayesian sangat bermanfaat dalam menangani parameter pengganggu (nuisance parameter). Parameter pengganggu adalah suatu parameter yang kita tidak tertarik untuk melakukan inferens atasnya, tapi kita tidak ingin parameter tersebut mempengaruhi inferens tentang parameter utama (tidak kita bahas dalam artikel ini.


Contoh Penerapan Teorema :

Misalkan kawan Anda bercerita dia bercakap-cakap akrab dengan seseorang lain di atas kereta api. Tanpa informasi tambahan, peluang dia bercakap-cakap dengan perempuan adalah 50%. Sekarang misalkan kawan Anda menyebut bahwa orang lain di atas kereta api itu berambut panjang. Dari keterangan baru ini tampaknya lebih bolehjadi kawan Anda bercakap-cakap dengan perempuan, karena orang berambut panjang biasanya wanita. Teorema Bayes dapat digunakan untuk menghitung besarnya peluang bahwa kawan Anda berbicara dengan seorang wanita, bila diketahui berapa peluang seorang wanita berambut panjang.
Misalkan:
W adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang wanita.
L adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang berambut panjang
M adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang pria
Kita dapat berasumsi bahwa wanita adalah setengah dari populasi. Artinya peluang kawan Anda berbicara dengan wanita,
Misalkan juga bahwa diketahui 75 persen wanita berambut panjang. Ini berarti bila kita mengetahui bahwa seseorang adalah wanita, peluangnya berambut panjang adalah 0,75. Kita melambangkannya sebagai :
Sebagai keterangan tambahan kita juga mengetahui bahwa peluang seorang pria berambut panjang adalah 0,3. Dengan kata lain:
Di sini kita mengasumsikan bahwa seseorang itu adalah pria atau wanita, atau P(M) = 1 -P(W) = 0,5. Dengan kata lain M adalah kejadian komplemen dari W.
Tujuan kita adalah menghitung peluang seseorang itu adalah wanita bila diketahui dia berambut panjang, atau dalam notasi yang kita gunakan, P(W|L).
Peluang
Teorema Bayes
Teorema Bayes, diambil dari nama Rev. Thomas Bayes, menggambarkan hubungan antara peluang bersyarat dari dua kejadian A dan B sebagai berikut:
P(A | B) =
P(B | AP(A)
P(B)
or
P(A | B) =
P(B | AP(A)
P(B | A)P(A) + P(B | A)P(A)
Contoh aplikasi dari Teorema Bayes
Di sebuah negara, diketahui bahwa 2% dari penduduknya menderita sebuah penyakit langka. 97% dari hasil tes klinik adalah positif bahwa seseorang menderita penyakit itu. Ketika seseorang yang tidak menderita penyakit itu dites dengan tes yang sama, 9% dari hasil tes memberikan hasil positif yang salah.
Jika sembarang orang dari negara itu mengambil test dan mendapat hasil positif, berapakah peluang bahwa dia benar-benar menderita penyakit langka itu?
Secara sepintas, nampaknya bahwa ada peluang yang besar bahwa orang itu memang benar-benar menderita penyakit langka itu. Karena kita tahu bahwa hasil test klinik yang cukup akurat (97%). Tetapi apakah benar demikian? Marilah kita lihat perhitungan matematikanya.
Marilah kita lambangkan informasi di atas sebagai berikut:
  • B = Kejadian tes memberikan hasil positif.
  • B = Kejadian tes memberikan hasil negatif.
  • A = Kejadian seseorang menderita penyakit langka itu.
  • A = Kejadian seseorang tidak menderita penyakit langkat itu.
Kita ketahui juga peluang dari kejadian-kejadian berikut:
  • P (A) = 2%
  • P (A) = 98%
  • P (B | A) = 97%
  • P (B | A) = 9%
Dengan menggunakan rumus untuk peluang bersyarat, dapat kita simpulkan peluang dari kejadian-kejadian yang mungkin terjadi dalam tabel di bawah ini:

A (2%)
A (98%)
B
Positif yang benar
P (B ∩ A) = P (A) × P (B | A) = 2% × 97% = 0,0194
Positif yang salah
P (B ∩ A) = P (A) × P (B | A) = 98% × 9% = 0,0882
B
Negatif yang salah
P (B ∩ A) = P (A) × P (B | A) = 2% × 3% = 0,0006
Negatif yang benar
P (B ∩ A) = P (A) × P (B | A) = 98% × 91% = 0,8918
Misalnya seseorang menjalani tes klinik tersebut dan mendapatkan hasil positif, berapakah peluang bahwa ia benar-benar menderita penyakit langka tersebut?
Dengan kata lain, kita mencoba untuk mencari peluang dari A, dimana B atau P (A | B).
Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa P (A | B) adalah peluang dari positif yang benar dibagi dengan peluang positif (benar maupun salah), yaitu 0,0194 / (0,0194 + 0,0882) = 0,1803.
Kita dapat juga mendapatkan hasil yang sama dengan menggunakan rumus teorema Bayes di atas:
P(A | B) =
P(B ∩ A)
P(B)
=
P(B | A) × P(A)
P(B | A)P(A) + P(B | A)P(A)
=
97% × 2%
(97% × 2%) + (9% × 98%)
=
0.0194
0.0194 + 0.0882
=
0.0194
0.1076
P(A | B) =
0.1803
Hasil perhitungan ini sangat berbeda dengan intuisi kita di atas. Peluang bahwa orang yang mendapat hasil tes positif itu benar-benar menderita penyakit langka tidak sebesar yang kita bayangkan. Cuma ada sekitar 18% kemungkinan bahwa dia benar-benar menderita penyakit itu.
Mengapakah demikian?
Ketika mengira-ngira peluangnya, seringkali kita lupa bahwa dari seluruh populasi negara itu, hanya 2% yang benar-benar menderita penyakit langka itu. Jadi, walaupun hasil tes adalah positif, peluang bahwa seseorang menderita penyakit langka itu tidaklah sebesar yang kita bayangkan.
Kita bisa juga meninjau situasi di atas sebagai berikut. Misalnya populasi negara tersebut adalah 1000 orang. Hanya 20 orang yang menderita penyakit langka itu (2%). 19 orang dari antaranya akan mendapat hasil tes yang positif (97% hasil positif yang benar). Dari 980 orang yang tidak menderita penyakit itu, sekitar 88 orang juga akan mendapat hasil tes positif (9% hasil positif yang salah).
Jadi, 1000 orang di negara itu dapat kita kelompokkan sebagai berikut:
  • 19 orang mendapat hasil tes positif yang benar
  • 1 orang mendapat hasil tes negatif yang salah
  • 88 orang mendapat hasil tes positif yang salah
  • 892 orang mendapat hasil tes negatif yang benar
Bisa kita lihat dari informasi di atas, bahwa ada (88 + 19) = 107 orang yang akan mendapatkan hasil tes positif (tidak perduli bahwa dia benar-benar menderita penyakit langka itu atau tidak). Dari 107 orang ini, berapakah yang benar-benar menderita penyakit? Hanya 19 orang dari 107, atau sekitar 18%.

Kamis, 02 November 2017

TABEL DATA DISTRIBUSI FREKUENSI 45 KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR

Nama  : Seno Aditya
NPM    : 26116907
Kelas   : 2KB04



Soal :


Data dibawah ini menunjukkan kecepatan pengendara motor
15
32
45
46
42
39
68
47
18
31
48
49
56
52
39
48
69
61
44
42
38
52
55
58
62
58
48
56
58
48
47
52
37
64
29
55
38
29
62
49
69
18
61
55
49

Dari 45 data kecepatan kendaraan, Buatlah Tabel Distribusi Frekuensi (TDF) dan hitunglah :
1.      Rata-rata hitung (Mean)
2.      Modus
3.      Median
4.      Kuartil ke-3 (Q3)
5.      Desil ke-4 (D4)
6.      Persentil ke-83 (P83)
7.      Rannge
8.      Ragam (Varians)
9.      Simpangan Baku (Standar Deviasi)

Jawaban Saya Taruh di Word Karna Saya Engga Tau Masukin Rumus Ke Dalam Blog haha..

Rabu, 25 Oktober 2017

PENGERTIAN DAN CONTOH THREAD UNTUK OS LINUX

Seno Aditya 
26116907
2KB04



DEFINISI THREAD
Thread adalah sebuah alur kontrol dari sebuah proses. Suatu proses yang multithreaded 
mengandung beberapa perbedaan alur kontrol dengan ruang alamat yang sama. Keuntungan dari multithreaded meliputi peningkatan respon dari user, pembagian sumber daya proses, ekonomis, dan kemampuan untuk mengambil keuntungan dari arsitektur multiprosesor. 
User level thread adalah thread yang tampak oleh programmer dan tidak diketahui oleh kernel. 
User level thread secara tipikal dikelola oleh sebuah library thread di ruang user. Kernel level thread didukung dan dikelola oleh kernel sistem operasi. Secara umum, user level thread lebih cepat dalam pembuatan dan pengelolaan dari pada kernel thread. Ada tiga perbedaan tipe dari model 
yang berhubungan dengan user dan kernel thread atau yang biasa disebut Multithreading Models yaitu :
1)Model many to one: memetakan beberapa user level thread hanya ke satu buah kernel thread.
2)Model one to one: memetakan setiap user thread ke dalam satu kernel thread. Berakhir.
3)Model many to many: mengizinkan pengembang untuk membuat user thread sebanyak mungkin, konkurensi tidak dapat tercapai karena hanya satu thread yang dapat dijadualkan oleh kernel dalam satu waktu.
TENTANG THREAD
-Lightweight process: satuan penggunaan CPU
-Berbagi resource dengan thread lain dalam sebuah proses
-Proses (heavyweight process), memilki kontrol tunggal eksekusi


JENIS THREAD
Keduanya meliputi: pembuatan, penjadwalan dan pengelolaan di levelnya masing-masing
1)User thread
Selalu berasosiasi dengan kernel thread
Pustaka di level user ! cepat
Salah satu thread yang melakukan blocking akan mencegah seluruh
proses di mana thread tersebut berasal untuk ditunda (single thread
kernel) ! SC: read , sleep
Pthread (POSIX), Win32, Java
2)Kernel thread
Pengelolaan di level kernel
lambat
dianggap seperti proses
Salah satu thread yang melakukan blocking, tidak mencegah seluruh
proses tertunda
 
Contoh thread pada OS Linux
berikut langkah-langkah ringkas untuk membuat thread sederhana pada linux:

1). Pastikan telah ada include dan id dari thread sudah dicantumkan dalam kode
      
        #include<stdio.h>
        #include<string.h>
        #include<pthread.h>
        #include<stdlib.h>
        #include<unistd.h>

        pthread_t tid[2];

        Note : pthread_tid adalah untuk membuat thread id

2). Buatlah thread pada inti program (int main) dengan menggunakan fungsi pthread_create
       
        pthread_create(&(tid[i]), NULL, &doSomeThing, NULL);

        Note :
       
            ● tid[i] adalah id thread yang dibuat pada langkah 1
            ● &doSomeThing adalah fungsi yang dijalankan oleh thread

3). Pastikan thread mempunyai fungsi yang dijalankan,
     
        void* doSomeThing(void *arg) {
        unsigned long i = 0;
        pthread_t id = pthread_self();

        if(pthread_equal(id,tid[0])) {
            printf("\n First thread processing\n");
        }
        else {
            printf("\n Second thread processing\n");
        }
     
        for(i=0; i<(0xFFFFFFFF);i++);
     
        return NULL;
}


    Note : fungsi ini berkaitan dg langkah 2. fungsi ini yang dipass-ing pada pthread_create

4). Jika ingin antarthread mengetahui satu sama lain (satu thread mengetahui ada thread lain, sehingga dalam berproses tidak error) gunakan fungsi pthread_join
   
    pthread_join(th1, NULL);
    pthread_join(th2, NULL);
 


Minggu, 15 Oktober 2017

Perbandingan kinerja Processor I3, I5, I7 VS Processor keluaran AMD

Perbandingan kinerja Processor I3, I5, I7 VS Processor keluaran AMD


Seno Aditya
26116907
2KB04



Processor adalah otak yang menerima instruksi proses sebelum kemudian meneruskannya ke hardware lainnya. Otak pada processor dapat dianalogikan seperti otak pada manusia. Ketika seseorang ingin melakukan aktivitas, otak memberi sinyal terlebih dahulu sebelum akhirnya tubuh yang melanjutkan aktivitas tersebut.

Bila anda ingin membeli komputer tentunya spesifikasi processor menjadi pertimbangan utama. Karena kemampuan sebuah komputer dinilai dari processor apa yang digunakan. Dewasa ini terdapat banyak jenis processor namun 3 processor terakhir yang paling banyak dijadikan pilihan dari produk INTEL adalah Core I3, I5 dan I7.

Apakah perbedaan dari ketiganya? Pengertian Core secara sederhana dapat dijelaskan sebagai proses instruksi yang dapat dijalankan dalam satu proses. Banyak orang menganggap bahwa I3 terdapat 3 buah processor didalamnya, sedangkan I5 = 5 processor, I7 = 7 processor. Namun pada kenyataannya inisial 3, 5 ataupun 7 bukanlah sebagai indikasi bahwa processor tersebut memiliki jumlah yang sama seperti yang tertera pada namanya namun dipengaruhi oleh beberapa kemampuan seperti clockspeed, ghz, cache dan memory support yang dapat diproses dalam satu waktu.

Pada kenyataannya I3 terdapat 2 buah processor didalamnya sehingga dapat menjalankan 2 instruksi dalam satu waktu. Berikut adalah perbedaan spesifikasi dari masing-masing processor:
  • I3 � Terdapat 2 processor didalamnya
  • I5 � Terdapat 2 processor Quad Core pada masing-masing processor. Kecuali tipe I5-661 yang menggunakan Dual Core pada masing-masing processor dengan kecepatan 3.2-3.33 GHZ
  • I7 � Terdapat 4 processor dengan kecepatan 3.07 GHZ pada masing-masing processor (pada seri tertentu ada juga yang terdapat 6 processor)

Selain jumlah processor perbedaan utama pada I3, I5 dan I7 adalah pada teknologi:

Turbo Boost � kemampuan untuk meningkatkan clockspeed pada CPU atau overclocking otomatis dengan mematikan satu-dua engine lainnya untuk memberi porsi lebih pada CPU pada suatu aktivitas yang menuntut processor untuk bekerja lebih keras.

Hyper-Treading � Kemampuan untuk mensimulasikan jumlah processor yang ada untuk bekerja secara multi-proccess pada bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, pada I3 terdapat 2 buah processor Dual Core didalamnya. (Dual Core = juga memiliki 2 processor). Sehingga secara keseluruhan I3 dapat menjalankan 4 proses instruksi (Tread) dalam waktu yang bersamaan. Teknologi Hyper-Treading ini dapat mengefisienkan daya / WATT yang dipergunakan untuk melakukan proses pada processor.

Untuk penjelasan lebih detil tentang Core I3, I5 dan I5 dapat dilihat pada kemampuan masing-masing:

Core I3
  • Tidak support teknologi Hyper-Treading
  • Turbo Boost � Maksimum overclocking otomatis berkisar antara 2.933 GHZ � 3.2 GHZ
  • Clock Graphics Processor � 100 MHZ
  • L3 Cache � 4 MB
  • LGA Socket 1156
  • Core I3 mengintegrasikan Virtualizing Tecnology dengan GPU (Graphic Processing Unit) agar dapat berjalan lebih cepat
Meski tidak dilengkapi Turbo boost, performa Core i3 tetap memikat. Hyper-threading membuat kemampuannya dapat dipakai secara maksimal. VGA-nya pun sudah lebih dapat diandalkan dibandingkan VGA onboard terdahulu. Jika dana Anda terbatas namun menginginkan performa dari arsitektur terbaik Intel, Core i3 adalah pilihan yang jauh lebih unggul dibandingkan Core2 Duo.


Core I5

  • Support Hyper-Treading
  • Terdiri dari 2 processor Dual Core. Terdapat juga seri I5 yang berisi 2 processor Quad Core, namun tidak support Hyper-Treading
  • Turbo Boost � Maksimum overclocking otomatis berkisar antara 2.4 GHZ � 3.33 GHZ
  • L3 Cache � 4-8 MB
  • LGA Socket 1156
  • Intel HD Graphics
  • Maximal RAM � 16 GB
Notebook dengan prosesor ini memang memiliki 2 inti prosesor (dual core). Akan tetapi, tersedianya Hyper-threading membuatnya tampil seakan memiliki 4 inti prosesor. Turbo boost menjadi andalannya dalam hal performa. Sementara itu, VGA terintegrasinya sudah mencukupi untuk pemutaran film HD 1080p, bahkan film Blu-Ray. Jika perlu, beberapa game 3D ringan pun bisa dimainkannya. Jika Anda menginginkan performa tinggi dengan mobilitas baik, Core i5 adalah pilihan yang baik. Harganya pun tidak mencekik.

Core I7
  • Terdiri dari 4 processor dengan spesifikasi Quad Core didalamnya
  • Support Hyper-Treading � Dapat memecah 4 processor menjadi 8 processor untuk menjalankan proses-proses yang berat secara bersamaan seperti proses 3D Rendering, Video Editing. Animation dsb.
  • Turbo Boost � Maksimum overclocking otomatis berkisar 1.73 GHZ � 3.33 GHZ
  • L3 Cache � 8-12 MB
  • Teknologi Intel QuickPath Interconnect � Untuk mempercepat proses baca data hingga 25.6 GB / detik
  • LGA Socket 1156
  • Intel HD Graphics
  • Maximal RAM � 24 GB
Prosesor ini adalah Arrandale (2 inti prosesor) dengan performa terbaik. Teknologi 32 nm membuatnya bekerja dengan suhu relative rendah. Kecepatan tinggi, Hyper-threading, dan Turbo boost membuatnya memiliki performa tinggi. Apabila dipadu dengan VGA tambahan, notebook berbasis Core i7 M akan menjadi pilihan yang sangat baik bagi pencinta performa tinggi. Kemampuannya bahkan dapat bersaing dengan Core i7 QM. Tentu saja, dengan harga yang relatif lebih terjangkau.

Kelebihan AMD :

  1. AMD Memang Lebih Murah Dari IntelJika sobat merupakan seorang gamer yang tidak mempunyai dana yang cukup banyak, sobat beruntung karena prosesor yang baik untuk kalangan gamer itu harganya cukup murah bila dijejerkan dengan Intel.
    Itu karena AMD belum terlalu memegang dan mendominasi kendali pasar dunia. Sementara ini, pasar dunia masih dipenuhi oleh Intel.
    Mungkin setelah AMD mendominasi pasar dunia, harga prosesornya bisa mahal bahkan lebih mahal dari Intel.
    Cukup masuk akal kan ?
  2. Lebih Unggul Daripada Intel Dari Segi GrafisSatu poin lagi untuk para gamer. Selain harganya yang lebih murah, kualitas grafis prosesor AMD lebih bagus dan cocok untuk bermain game karena tampilan grafis dari game tersebut akan lebih menarik jika menggunakan prosesor AMD ini.
    Namun, bagi para youtuber atau tukang render kurang cocok jika menggunakan prosesor yang satu ini. Lebih baik memakai Intel saja kalau mau render.
  3. Prosesor AMD Bisa Mendeteksi MalwareSang pembuat AMD memiliki ide untuk menambahkan fitur pendeteksi virus/malware. Fitur tersebut dinamakan Enchanced Virus Protection (EVP). Fitur ini bekerja untuk mengecek apakah ada virus yang terdapat pada program yang akan dijalankan.
    Baca : Apa Itu Malware ? Pengertian dan 11 Contoh

    Cara kerja dari fitur ini adalah :
    EVP mengecek program->Jika ada virus, program tidak dijalankan. Namun, jika tidak ada virus, maka program bisa jalan dengan izin AMD.
  4. Lebik Baik Jika Menangani Aplikasi Berbasis 64 bit

    Seiring berjalannya teknologi, maka perkembangan aplikasi juga semakin pesat. Hal itu mengakibatkan banyaknya aplikasi bahkan game pun 
    menjadi berbasis 64 bit.
    Baca : Perbedaan Antara Aplikasi 64 bit dengan 32 bit

    Nah, AMD pun mengambil peluang dengan melihat kondisi seperti ini. Maka, produsen AMD langung membuat prosesor yang lebih optimal ketika menangani aplikasi yang berbasis 64 bit. Itulah yang dinamakan bisnis.

    Nah, itu tadi beberapa kelebihan AMD. Sekarang saya akan bahas kekurangan prosesor AMD atau yang sering disebut dengan prosesor para gamer.
 

Kekurangan AMD :

  1. Prosesor Yang Kalah Nama Dari IntelJika dilihat dari jumlah pengguna di dunia, AMD masih tertinggal jauh dari Intel. Hal itulah yang membuat merek AMD belum terlalu dikenal oleh masyarakat awam.
    Ada orang yang sempat bertanya kepada saya, dia sempat bingung akan memilih prosesor Intel atau AMD ?
    Al, menurut kamu lebih baik AMD atau Intel ?”
    Jawabannya tergantung kebutuhan…
    Intel atau AMD memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan Intel itu berbeda dengan kelebihan AMD.
    Nah, dampak baik dari kekurangan ini adalah harga prosesor AMD lebih murah dari harga Intel karena AMD belum mendapatkan reputasi sebaik Intel.
    Padahal sebenarnya kualitas AMD itu tidak kalah dari Intel, bahkan bisa melebihi Intel. Namun, kenapa ya AMD kurang mendapatkan popularitas seperti Intel ?
  2. Lebih Cepat Panas Dalam BekerjaKetika sedang bekerja, AMD lebih sering mengeluarkan panas. Hal itu karena pada AMD tidak menggunakan heatsink sebagai komponen pendingin utamanya.
    Sebagian AMD masih menggunakan kipas / fan sebagai komponen pendinginnya. Sebagian lagi sudah beranjak ke ice cooler untuk mengurangi suara yang tidak enak didengar.
  3. Kalah Untuk Segi MultimediaBagi sobat yang suka dengan dunia multimedia, saya sarankan agar jangan menggunakan prosesor ini dalam proses yang sobat lakukan.
    Lebih baik menggunakan Intel saja karena sudah dirancang untuk menangani hal-hal yang berkaitan dengan multimedia.